Kalahkan Ego, Tingkatkan Sayang 💙

 Aku tidak ingin menyimpan kebahagiaan ini sendiri. Tapi aku juga tidak bermaksud membagikan kepada semua orang. Menyimpannya di sini adalah cara terbaik, supaya jika nanti aku merasa tawar hati, ada tulisan ini yang memberikan warna itu kembali.

Tulisan ini disimpan untuk mengingat bahwa bersama dengannya sudah membuatku bahagia.

Tahun-tahun bersama memang sungguh panjang ceritanya. Ya, dua tahun. Mungkin tidak terlalu lama menurut orang lain, masih terlalu amateur dalam hal cinta-pacaran-serius-dansebagainya. Namun dua tahun adalah hal luar biasa setelah begitu banyak hal terjadi pada hubunganku dengannya. Tidak sedikit ego yang lebih kuperjuangkan dibandingkan rasa sayangku. Tidak sedikit sakit yang kutorehkan hanya karena aku merasa 'lebih benar' dari dirinya. Dan, masih banyak lagi hal-hal yang dapat memberikannya alasan untuk tidak tinggal.

Tapi dia masih ada. Dia masih dia.

Menjalani hubungan dengannya selama dua tahun ini telah mengajarkanku tentang banyak hal. Dan aku mulai mengakui setiap kesalahan yang dulunya tak pernah kuanggap ada dalam menjalani hubungan. Seiring waktu aku belajar, pacaran bukan hanya sekadar bisa chat atau video call setiap saat. Pacaran juga bukan hanya soal ucapan selamat pagi yang basa-basi dan kemudian menghilang entah kemana. Atau pergi bersama siapapun selama tidak dilarang Pacar.

Aku belajar bahwa dalam hubungan, rasa tanggung jawab dan memiliki adalah hal besar yang harus dipegang erat. Tidak pergi dengan orang lain tanpa sepengetahuan Pacar, misalnya. Ketidaktahuan Pacar saat kita pergi enta ke mana bersama siapa menunjukkan kita tidak menghargainya, dan itu cukup menyakitinya. 

Ucapan selamat pagipun bukan hal yang basa-basi dan sekadar lalu, yang setelah diucapkan kita bebas melakukan apa saja tanpa memikirkan kelanjutan dari ucapan tersebut. Setiap hari, ucapan selamat pagi darinya menjadi salah satu sumber semangatku, setiap bangun pagi aku selalu memeriksa pesan darinya dan akan tersenyum bahagia bila dia mengawali pagiku dengan ucapannya. How sweet he is. Dan setelah ucapan itu, kami akan terbawa dengan rasa bahagia yang terpancar, saling memberi semangat dan mendoakan segala hal yang dilakukan di hari yang baru, memberitahu apa yang hendak dikerjakan nanti, dan mulai beraktivitas. Sederhana, tapi impact-nya sangat besar. Karena itu, jangan menganggap sepele hal-hal kecil yang diucapkan.

Seperti hari ini, Sang Pacar punya agenda untuk ke desa (beliau bekerja sebagai fasilitator program pemerintah di desa, yang jaraknya kurang lebih 100km dari tempat tinggal). Setelah mengucapkan selamat pagi, dan mulai mengatakan apa yang dilakukan hari ini, kami mulai beraktivitas. Tapi sayang, aku sudah terlanjur rindu bahkan saat dia baru mengatakan akan pergi ke desa, huhuhu.

Aku mengerti keadaan jika dia turun ke desa (setelah banyak hal menjadi masalah, entah karena sinyal buruk dan tidak bisa berkomunikasi, atau hanya karena lambat membalas pesan). Akhirnya seharian aku menunggu saja kabar darinya. Lumayan lama, dari jam 10 pagi sampai jam setengah 7 malam barulah kami berkabar. Dirinya menelepon (cihuuyyy). Dan dengan girangnya aku menyahut di balik terlepon... berjam-jam kami tersambung melalui telepon, itupun dengan menemaninya dalam perjalanan pulang ke rumah. Senangnya hatiku, karena kesabaran berbuah manis. Rasa senangku sungguh besar, karena sudah lama sejak terakhir kami bicara di telepon dengan bahagia dan tanpa masalah, hehe. Perbincangan yang lebih banyak absurd-nya dibanding wajarnya. Hanya dengan bicara di telepon, aku merasa ditebus selama beberapa jam tidak saling berkabar.

Setelah banyak bercerita di telepon, bersendau gurau dan tertawa., akhirnya dia sampai ke rumah. Dan masih bercerita lagi. Dia sedih karena ayamnya mati tenggelam (fyi, dia pelihara banyak sekali ayam, entah berapa ekor jumlahnya). Lalu nyambung ke banyak...

Hal sederhana seperti berbicara di telepon saja sudah membuatku sangat senang, merasakan kehadirannya walau jauh. 

Kadang, aku menjadi over thinking ketika dia tak memberi kabar. Entah kenapa pikiranku tak dapat terkontrol, tapi jika terlambat memberi kabar, aku bisa sangat marah. Namun, sekarang hal buruk itu kusadari benar. Dunianya bukan hanya tentang aku saja, dia masih punya banyak hal yang perlu dilakukan. Dan aku tidak bisa menuntutnya selalu ada dan selalu berkabar. Jika memang dia tidak bisa memberi kabar, hal itu karena dia sibuk dengan hal-hal penting yang tidak mungkin ditinggalkan hanya untuk meneleponku. Karena itu, sekarang jika tak ada kabar darinya maka aku akan menunggu dengan setia walau kadang pikiran sudah kemana-mana..

Berpikir semua baik-baik saja dan tidak boleh over thinking itu sungguh sulit, terlebih lagi aku adalah orang yang posesif. Tapi mengingat kembali hal di atas, aku tidak ingin memulai pertengkaran dengan alasan sepele, hanya ingin saling sayang menyayangi.. 💗😍💙

Komentar

Postingan Populer