Who am I?

Dibanding menyendiri, sekarang saya merasa lebih kepada bersyukur dengan banyak hal yang diberikan saat ini.
Tawa yang masih bisa kulepas, senyum yang masih membayang, dan kebersamaan dengan keluarga yang sungguh berarti.
Saya tak merasa sendiri, seperti ketakutan saya belakangan ini.
Sungguh saat ini saya merasa diisi dengan berkat melimpah dan sanak saudara yang perhatian, tak butuh waktu lama untuk saya kembali menjadi diri saya.
Perlahan saya juga mulai mengerti diri sendiri, lebih mengerti tubuh jasmaniah saya, yang mana setiap hari saya forsir untuk bekerja dan melupakan istirahat berkualitas. Saat ini, ketika menulis ini saya sedang berbaring dan merebahkan diri untuk istirahat. Inikah namanya istirahat? Berdiam sejenak dari semua hal duniawi yang melelahkan. Sangat menyamankan.
Saya sadar bahwa selama ini saya berpaku pada sesuatu yang membagi fokus saya hingga lebih banyak di luar rumah, asik sendiri dan lupa bahwa diri ini sejatinya mudah lelah.
Yang mengerti tubuh saya hanya diri saya sendiri, salah besar jika saya sangat mengharapkan perhatian orang lain untuk diri saya. Toh, sakit pun saya yang rasakan.
Jadi saya bertekad menyayangi diri saya lebih sungguh, memperhatikan diri saya dengan sebaik-baiknya dan tidak terlena dengan kebahagiaan semu.
Saya lelah untuk berharap banyak. Saya lelah untuk berpikir optimis, di saat diri saya sendiri yang berusaha.
Saya lelah, atas ketidakberdayaan di waktu saya bisa menolak sesuatu dengan tegas dan tidak saya lakukan. Sungguh, saya hanya ingin menjadi siapa diri saya ini.

Beer.


Komentar

Postingan Populer